Obama Kepanjangan Tangan George W. Bush?

ImagePresiden Barack Obama, Kongres AS, atau bahkan British Petroleum sering dijadikan sasaran dan disalahkan atas semakin memburuknya bencara tumpahan minyak di Teluk Meksiko. Tapi, mungkinkah George W. Bush, Dick Cheney dan para kolega mereka masih mengendalikan Amerika?


Menurut David Jones seperti dikutip agensi berita Le Canadian, hal itu mungkin saja masih terjadi, karena agaknya Bush dan Cheney masih menguasai Amerika melalui agenda NAU. Apa itu NAU? NAU, atau yang lebih formalnya bernama Security and Prosperity Partnership of the North American Union adalah sebuah mekanisme yang dijalankan pemerintahan George W, Bush pada tahun 2005 lalu.


"Demokrasi Amerika mati pada tahun 2005. Terus dilaksanakannya pemilihan umum di Amerika Serikat hanya sebuah alat yang sengaja dibuat untuk memberikan kesan kepada rakyat AS dan menimbulkan kesan bahwa mereka yang memegang kendali," tulisnya.


Ia menambahkan, "George W. Bush dan para koleganya membentuk kekuasaan diktator yang tampaknya dijalankan oleh gabungan politik, militer, dan industri. Pada tahun1961, Dwight D. Eisonhower, mantan presiden AS, pernah memperingatkan mengenai hal itu, menurutnya hal itu akan menghancurkan demokrasi AS."


"Namun demikian, Alex Jones melaporkan bahwa saat hujan beracun mengakibatkan kekacauan di jalanan, dengan melambungnya harga makanan, hukum sudah dipersiapkan untuk mengubah Amerika menjadi masyarakat yang dijalankan pemerintah otoriter seperti China. George W. Bush merancang aturan itu. Aturan itu disetujuai George W. Bush melalui instruksi khusus presiden dan melibatkan hukum militer.


"Barack Obama dan Kongres AS agaknya mendapatkan perintah dari sebuah persekutuan kapitalis dan aristokrat (kapitalistokrasi), termasuk Big Oil. Tampaknya, memburuknya bencana minyak Teluk memang merupakan keinginan NAU," tulis Jones.


"Jadi, mengapa harus menyalahkan Barack Obama (atau Kongres, atau bahkan BP)?. Obama (bersama Kongres) hanya menjalankan pekerjaannya. Meski (Obama) dimakzulkan, sebuah hal yang kemungkinannya kecil, itu tidak masalah karena kelompok NAU hanya tinggal menggantinya dengan perwakilan lain.


"Obama adalah seorang ‘presiden seremonial’ saja, mirip dengan Ratu Inggris. Obama hanya hadir untuk menjadi alat humas terbaik atas nama George W. Bush dan para koleganya, mengenai tumpahan minyak, perang tanpa henti di Timur Tengah, dan juga di sejumlah lokasi lain," pungkasnya.


Februari lalu, sebuah surat kabar Inggris mengatakan bahwa penjara rahasia yang dipelihara oleh pemerintahan Presiden Barack Obama di Afghanistan telah membahayakan dunia Barat.


Penyiksaan terhadap Binyam Mohamed, yang ditangkap dengan tudingan "terorisme" dan disiksa di Pakistan tampaknya merupakan sisa-sisa penyiksaan era pemerintahan George W. Bush.


Dalam sebuah artikel The Independent yang ditulis oleh Johann Hari, disebutkan: "Salah satu alasan yang membuat Obama terpilih sebagai presiden adalah keyakinan bahwa Obama akan mampu mengeluarkan kita dari perangkap ini, tapi yang terjadi justru sebaliknya, kita semakin terbenam dalam hal ini. Pemerintah Obama semakin memperluas perang Afghanistan dan menghadirkan pertempuran di negara Muslim lainnya."


Hari menambahkan bahwa CIA dan tentara bayaran kini beroperasi di Pakistan atas perintah Obama. Karena CIA mengirimkan pesawat tanpa awak dan menjatuhkan bom dan mengirimkan agen rahasia untuk menculik para tersangka. Sebagian besar korban jiwa yang ditimbulkan adalah warga sipil. "Kita mungkin tidak menyadari hal itu, tapi dunia Muslim tahu benar hal itu, tonton saja Al Jazeera setiap malam," tulis Hari.


Menurut Hari, Obama pernah berjanji akan menghapuskan jaringan penjara rahasia dan penculikan yang dioperasikan Bush. Hari menuliskan: "Saya tidak ingin mendengar pernyataan yang menyebutkan bahwa ini adalah dunia baru, dan kita menghadapi musuh baru. Saya tahu itu, tapi sebagai orangtua, saya juga bisa membayangkan bagaimana rasanya jika ada anggota keluarga saya yang diculik tengah malam dan dikirimkan ke Guantanamo tanpa diberi kesempatan bertanya dimana lokasi penahanan mereka." (SMcom)