Arab Saudi Paranoid Kebangkitan Timur Tengah

ImageKebangkitan rakyat di kawasan ke Arab rupanya sudah membuat kekahawatiran keluarga Saud. Intervensi militer Saudi ke Bahrain dapat disebut sebagai kekhawatiran nyata. Namun selain itu, keluarga Saud berupaya mengerahkan kelompok-kelompok ekstrem yang dikenal dengan istilah Salafi untuk mengontrol aksi protes dari dalam negeri.


Rezim Arab Saudi melarang segala kumpulan masyarakat yang dikhawatirkan sebagai gerakan anti-rezim. Lebih dari itu, keluarga Saud menangkap semua aktivis oposisi dan politisi. Menurut data yang ada, ratusan warga dijebloskan ke penjara rezim dengan alasan menentang rezim. Rakyat di negara ini tidak berhak menyampaikan aspirasi mereka.


Televisi Al Alam melaporkan, keluarga Saud selama puluhan tahun mengeruk kekayaan alam negeri ini seperti cumi-cumi besar yang menancapkan semua kakinya di semua tempat. Pada saat yang sama, masyarakat ditekan dari sisi kebebasan berpendapat, bahkan kondisi ekonomi mereka dari hari ke hari semakin lemah. Ini semua membuktikan bahwa keluarga Saud tak mempedulikan kondisi rakyat negara ini. Yang dipikirkan rezim ini adalah keluarganya, bahkan negara ini juga dinamai dengan nama keluarga kerajaan.


Tak diragukan lagi, kebangkitan rakyat secara serentak di Timur Tengah membuat keluarga Saud ketar-ketir. Di antara langkah yang dilakukan rezim ini adalah memberikan kemudahan dan perubahan secara mendadak. Pemberian uang tunai dan perubahan di tingkat politik dan ekonomi dapat dikatakan sebagai langkah rezim Saudi untuk mengantisipasi kebangkitan di dalam negeri. Demi meredam gejolak, keluarga Saud tak tanggung-tanggung menggelontorkan dana 130 miliar dolar AS untuk menaikkan gaji, membangun perumahan baru, mendanai organisasi keagamaan, dan lain-lain.


Lembaga-lembaga keagamaan yang berafiliasi dengan kelompok Salafi dilibatkan supaya membantu menjaga kekuasaan keluarga kerajaan. Para ulama bersedia mengeluarkan fatwa bahwa Islam melarang protes jalanan dan mereka juga menekankan pesan itu pada khutbah-khutbah Jumat.


Kantor Berita Reuters juga mengulas kekhawatiran keluarga Saud atas kebangkitan rakyat di Timur Tengah. Menurut laporan tersebut, pengiriman pasukan ke negara-negara kawasan seperti Bahrain hanyalah strategi untuk menjaga rezim Saudi. Di Bahrain, banyak warga yang menjadi korban kekerasan tentara kiriman Arab Saudi. Bahkan tidak sedikit yang tewas dan luka parah.


Di provinsi timur yang didominasi warga Syiah, polisi rezim Saudi menangkap para pengunjuk rasa. Keluarga Saud juga memberlakukan undang-undang dengan hukuman denda uang hingga USD 140.000 untuk kejahatan seperti mengancam keamanan nasional. Ini adalah di antara langkah yang dilakukan Arab Saudi untuk menekan kebangkitan rakyat. (ir)