Belanda Akui AS Gunakan Pulau Curaçao Untuk Mata-Matai Venezuela

ImageAmerika Serikat telah memanfaatkan pulau Curaçao di kepulauan karibia untuk memata-matai Venezuelah. Hal itu diakui oleh salah seorang anggota parlemen Belanda yang berasal dari Partai Sosialis Belanda, Harry van Bommel.


Van Bommel telah telah menanyakan kepada Perdana Menteri Maxime Verhagen setelah beberapa kali melihat pesawat Boeing RC-135 melakukan pengintaian dari bandara Pulau Hato di Kepulauan Karibia dalam beberapa minggu.


Penerbangan pesawat tersebut telah menggeramkan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang sebelumnya telah menuding Belanda memberikan bantuan kepada AS dengan meminjamkan pulau-pulaunya yang berada di Kepulauan Karibia.


Pemerintahan The Hague telah meningkatkan ketegangan antara Venezuela dan Kolombia, menurut pernyataan yang dirilis pemerintahan venezuela.


Namun seorang lawan Van Bommel mengatakan bahwa Belanda hanya berusaha meredakan ketegangan. Dia mengatakan bahwa Belanda telah membantu AS dalam memerangi narkoba.


Van Bommel mencoba membantahnya dengan mengatakan pesawat mata-mata tersebut digunakan untuk memerangi para gerilyawan.


Berbicara dalam program radio dan televisi mingguannya, Chavez mengatakan bahwa pesawat AS tersebut terbang melintasi sebuah pangkalan militer Venezuela yang terletak di negara bagian Zulia, sebelah barat Venezuela, setelah lepas landas dari Kolombia. Chavez tidak menjabarkan lebih lanjut, namun ia mengatakan bahwa pesawat tersebut dipergunakan untuk melakukan kegiatan mata-mata.


"Mereka adalah orang-orang Yankee (Amerika). Dan mereka memasuki wilayah Venezuela," kata Chavez.


"Saya telah memerintahkan agar pesawat-pesawat tersebut ditembak jatuh," kata Chavez mengenai pesawat-pesawat tersebut. "Kami tidak akan mengijinkan hal itu."


Juru bicara Kedutaan Besar AS mengatakan bahwa tidak ada informasi mengenai penerbangan lintas batas negara dalam misi tersebut, ditambahkan bahwa mereka tidak dihubungi oleh pemerintahan Chavez.


Kolombia juga tak lupa memberikan tampikan tuduhan tersebut.


Menteri pertahanan Kolombia mengatakan bahwa negaranya sama sekali tidak memiliki akses terhadap pesawat mata-mata tanpa awak. Menteri Kolombia tersebut justru melontarkan gurauan dan mengatakan bahwa Venezuela salah mengira kereta luncur Santa Claus sebagai sebuah pesawat mata-mata.


Menteri Pertahanan Kolombia, Gabriel Silva, dan komandan pasukan bersenjata Kolombia, Freddy Padilla, pada hari Senin mengatakan kepada para wartawan bahwa pasukan Kolombia tidak dapat menerbangkan pesawat mata-mata seperti yang dituduhkan Chavez.


"Kolombia tidak mempunyai kemampuan seperti itu," kata Silva. "Mungkin, para prajurit Venezuela salah lihat, mungkin yang mereka lihat bukan pesawat mata-mata, tetapi kereta luncur Santa Claus." (SMcom)