Barat Dan Arab Bersatu Belokan Revolusi Mesir

ImageSebagian sumber-sumber pemberitaan mengungkap adanya konspirasi para pejabat Arab Saudi dan Qatar untuk menggagalkan atau setidaknya menyimpangkan revolusi rakyat Mesir. Menurut sumber-sumber ini, Bandar bin Sultan, Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi dan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassem Al Thani termasuk dari tokoh-tokoh Arab yang merancang diciptakannya fitnah dan kerusuhan di dalam negeri Mesir. Media-media pemberitaan mengungkap bahwa pejabat senior Qatar dan Arab Saudi tersebut baru-baru ini bertemu dengan sebuah tim dari Amerika yang terdiri dari empat orang di Doha, ibukota Qatar untuk membicarakan pentingnya menciptakan instabilitas di Mesir.


Berdasarkan laporan ini, opsi lain yang akan diterapkan di Mesir adalah dihentikannya penanaman modal di Mesir dan mendukung dana kelompok-kelompok penentang revolusi di negara ini. Guna menyukseskan rencana ini, Arab Saudi menyanggupi akan menggelontorkan bantuan sebesar 5 miliar dolar kepada mereka yang menentang revolusi Mesir.


Muhammad ad-Darini, Ketua Dewan Tinggi Ahlul Bait Mesir mengatakan, "Pasca kegagalan Arab Saudi menahan lengsernya Hosni Mubarak, diktator Mesir dan mencegahnya diadili, negara Petro Dolar ini telah mengalokasikan dana sebesar 5 miliar dolar untuk memusnahkan Revolusi 25 Januari rakyat Mesir." Ad-Darini menyinggung sejumlah CD yang dibagikan di bandara-bandara Arab Saudi yang isinya bertujuan menciptakan konflik etnis dan mazhab di Mesir mengatakan, "Isi CD itu menayangkan ceramah seorang ulama Arab Saudi yang memprovokasi orang guna menciptakan instabilitas di Mesir dan itu artinya mencampuri urusan dalam negeri Mesir."


Saat ini, kebijakan sebagian negara-negara Arab adalah berupaya sebisa mungkin mengurangi peran penting Mesir dalam peristiwa-peristiwa di Timur Tengah. Karena semua meyakini Mesir baru sangat berbeda jauh dengan Mesir di bawah pemerintahan Hosni Mubarak, agen perundingan damai, partner rezim Zionis Israel dan sekutu Amerika di kawasan. Melihat kenyataan ini, sebagian sekutu AS di Timur Tengah secara terang-terangan menyatakan penentangan dengan revolusi rakyat Mesir. Ketakutan negara-negara Arab di selatan Teluk Persia, begitu juga Arab Saudi atas munculnya kondisi yang terjadi di Mesir di negara mereka. Untuk itu mereka berusaha menciptakan kekacauan di Mesir yang pada akhirnya revolusi yang dibangun rakyat negara ini menjadi gagal.


Sekaitan dengan usaha ini, kita tidak boleh melupakan peran Amerika yang dari hari ke hari semakin menekan Dewan Tinggi Militer Mesir agar segera membebaskan Ilan Goren, agen Zionis Israel. Goren adalah agen Israel berkebangsaan Amerika yang ditangkap militer Mesir dengan tuduhan berupaya menciptakan instabilitas di negara ini di tengah-tengah memuncaknya demonstrasi di Mesir. Sebagian sumber-sumber pemberitaan menyebutkan, Amerika memprovokasi Arab Saudi dan Qatar menciptakan kerusuhan di Mesir guna menekan pemerintahan sementara Mesir.


Satu dari tuntutan rakyat Mesir adalah peninjauan kembali perjanjian damai Kairo-Tel Aviv yang dikenal dengan Camp David. Tuntutan ini jelas-jelas bertentangan dengan cara pandang sebagian negara Arab yang memiliki hubungan terselubung dengan para pejabat Israel. Oleh karena itu, negara-negara Arab ini berusaha sejalan dengan kebijakan Amerika dan Israel. Namun ada satu poin penting bahwa rakyat Mesir dengan kewaspadaan akan melakukan perlawanan terhadap setiap aksi yang ingin mengancam revolusi yang telah mereka bangun. Dengan melakukan demonstrasi secara berkesinambungan, mereka menuntut pemerintahan sementara Mesir mencegah campur tangan pihak-pihak asing dalam urusan dalam negeri mereka. (IR/SL/NA)