Nasrullah: Saya Menyaksikan Ketakutan di Wajah Netanyahu

ImageSekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah, Rabu malam (25/5) tampil di televisi menyampaikan pidatonya dan menekankan bahwa muqawama tetap berlanjut. Beliau memperingatkan negara-negara Arab untuk tidak melakukan perundingan damai dengan rezim Zionis Israel.


Sayid Nasrullah menuding Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel berupaya merampas gerakan revolusi rakyat di negara-negara Arab. Dikatakannya bahwa kemenangan telah dekat.


Kantor berita IRNA melaporkan, pidato Sayid Nasrullah itu dalam rangka memperingati 11 tahun pembebasan wilayah selatan Lebanon dari pendudukan rezim Zionis.


Seraya menyebut Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, sebagai dua tokoh penjajah, Sayid Nasrullah menegaskan, "Berbagai peristiwa dalam tiga dekade terakhir membuktikan bahwa satu-satunya cara yang efektif adalah muqawama."


Dijelaskan beliau, "Ketika saya mendengar sikap dan pernyataan Obama di depan AIPAC dan pidato Netanyahu di Kongres, saya semakin yakin pada jalan yang telah saya tempuh selama ini."


"Yaitu perlawanan bersenjata rakyat. Adapun solusi gila dan tidak logis yang hanya mengakibatkan kehinaan adalah jalan perundingan yang mereka istilahkan dengan ‘perundingan damai," ungkap Sayid Nasrullah.


Jangan Berunding


Lebih lanjut Sayid Nasrullah menjelaskan, "Setelah saya mendengar pernyataan Obama dan Netanyahu, saya meminta negara-negara Arab untuk menjauhi meja perundingan dengan Israel."


"Netanyahu dalam dua hari terakhir di Kongres Amerika Serikat, berbicara tetang roket-roket Hizbullah dan Hamas. Ketakutan itu tampak sekali dari matanya dan pernyataan kami adalah bahwa apa hasil dari pidato Obama atau Netanyahu bagi Palestina atau pemerintah Otorita, serta kelompok-kelompok Palestina? Obama kembali menyatakan dukungannya terhadap keamanan rezim Zionis dan keunggulan Israel dibading negara-negara lain di kawasan," tegas Nasrullah.


Menyinggung klaim Netanyahu bahwa Baitul Maqdis, selamanya akan menjadi ibukota Israel dan juga masalah nasib pengungsi Palestina, Sekjen Hizbullah menandaskan, "Di Kuwait, Raja Arab Saudi menyatakan bahwa prakarsa negara-negara Arab tidak akan mampu bertahan lama di atas meja perundingan. Setelah pernyatan itu, kini saya meminta negara-negara Arab untuk mundur dari meja perundingan karena memang sudah saatnya."


Kekalahan Netanyahu Pasti


Sekjen Hizbullah mengatakan, "Kemenangan telah terhampar di depan Anda, di saat kemarin saya menyaksikan kekalahan pada kening Netanyahu."


Beliau menambahkan, "Muqawama tetap merupakan sahabat setia yang berkaitan erat dengan tujuan, berbagai penderitaan, dan pengorbanan para syuhada. Seperti yang telah saya kemukakan pada tahun 2006, kini tiba saat kemenangan." (irib)