Masker Anti Israel Ala Perancis Resahkan Yahudi

ImageMasker pelindung yang diperuntukkan bagi penderita flu babi bertuliskan "Negara Israel. Negara Kriminal" dikecam oleh sejumblah organisasi Yahudi. Masker yang di jual pada acara tahunan Partai Komunis Perancis akhir pekan lalu menuai kontroversi.


Dalam pernyataannya, National Bureau of Vigilance Against Anti-Semitism (biro anti-semitisme) dan Councils of Jewish Communities of Seine-Saint-Denis (dewan komunitas Yahudi Seine) mengecam inisiatif yang dilakukan pada "Fête de lHumanité" atau Festival Kemanusiaan, dan terutama penjualan masker anti-Israel oleh konselor kota yang beraliran komunis di kota Saint Denis. Kaus bertuliskan "Hentikan Flu Kapitalis" juga terlihat dijual di stan-stan.


"Inisiatif semacam ini dapat memicu aksi anti-Yahudi," kedua organisasi itu memperingatkan, mengingatkan fakta bahwa setelah sebuah demonstrasi anti-Israel di Saint Denis awal tahun ini sembilan bom minyak tanah dilemparkan ke sinagog setempat.


Kelompok Yahudi mendesak dilakukannya tindakan pengamanan di sekitar tempat-tempat ibadah Yahudi pada hari libur Rosh Hashanah, tahun baru Yahudi, dan Yom Kippur.


Dalam pernyataannya mereka juga menyerukan pada Menteri Dalam Negeri untuk menggunakan kewenangannya sehingga para pejabat yang terpilih dari Partai Republik dan Partai Komunis berhenti menyalahgunakan mandatnya untuk menghakimi dan menghina negara Yahudi dengan memicu kebencian terhadap Israel yang kemudian memicu aksi anti-Yahudi."


Sementara itu, pada bulan Agustus lalu, seorang wanita yang terinfeksi virus A/H1N1 meninggal di rumah sakit, menjadikan jumlah korban tewas akibat flu babi di Israel mencapai 13 orang.


Pasien berusia 27 tahun itu diopname sepanjang akhir pekan karena pneumonia dan meninggal sesaat setelah itu. Meskipun belum dipastikan apakah ia meninggal akibat komplikasi flu H1N1, menjadi kebijakan Kementerian Kesehatan Israel untuk menyatakan kematian pasien flu H1N1 yang tidak jelas sebagai akibat dari flu tersebut.


Kasus kematian ke-12 di negara tersebut adalah seorang gadis kecil berusia empat tahun yang terinfeksi H1N1.


Sekitar 12 pasien H1N1 lainnya masih berada di ruang ICU di seluruh penjuru negeri, sementara statistik resmi menunjukkan bahwa di antara tujuh juta penduduk, lebih dari 2.100 orang telah didiagnosa dengan epidemi global ini, separuh dari mereka berusia di bawah 30 tahun.


Pakar kesehatan Israel telah memperingatkan bahwa sekitar seperempat populasi Israel akan terkena virus itu dalam liburan musim dingin tahun ini, di mana 700 di antaranya dapat meninggal.


Pemerintah Israel telah menginiasi sebuah rencana pencegahan, termasuk membeli vaksin dalam jumlah besar.


Menurut sebuah laporan dari Kementerian Kesehatan Israel, jumlah orang Israel yang terkena penyakit flu babi meningkat 3.6% dalam dua minggu terakhir di bulan Agustus.


Kementerian telah mencatat 2.148 kasus flu babi di negara itu, separuh dari mereka berusia di bawah 30 tahun. Penyakit tersebut menyebar paling cepat di Haifa dan Yerusalem, meskipun jumlah penderita terbesar ada di wilayah tengah.


Sebuah studi oleh departemen epidemiology dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hanya 5% dari mereka yang didiagnosa terjangkit flu berusia di atas 50 tahun. Angka ini bertentangan dengan flu musiman yang biasanya lebih menjangkiti warga berusia tua. Studi ini juga menunjukkan bahwa flu babi sedikit lebih menyebar di antara pria daripada wanita, seperti sebagian besar penyakit menular lainnya.


Dalam tiga minggu pertama di bulan Juli, pasien yang memiliki gejala flu babi dites untuk penyakit itu hanya jika mereka dianggap berisiko tinggi, termasuk mereka yang menderita penyakit kronis, wanita hamil, dan pasien rumah sakit, sementara untuk dua minggu terakhir, hanya orang-orang dengan kondisi pernapasan akut atau mereka yang tinggal di dekat wilayah penyebaran flu tersebut.


Di akhir minggu ketiga bulan Agustus, hasil perhitungan pemerintah menemukan bahwa jumlah orang yang terkena penyakit flu ini tiap minggu naik menjadi 1.346. Di wilayah Tel Aviv, 696 orang terkena flu babi dalam waktu seminggu, atau 2.2 kali lebih banyak dari dua minggu sebelumnya. Sementara di Yerusalem, angkanya meningkat hingga 355 orang dalam satu minggu, atau 4.4 kali lebih banyak daripada dua minggu sebelumnya. Di Haifa, jumlahnya meningkat menjadi 332 orang, atau 3.5 kali lipat dari dua minggu sebelumnya.


Kasus flu babi pertama di Israel – namun dengan kontaminasi dari luar negeri - didiagnosa pada tanggal 29 April. Sedangkan kasus kontaminasi dalam negeri pertama dikonfirmasi pada tanggal 23 Mei.


Pada akhir bulan Juni, 64% dari mereka yang didiagnosa penyakit tersebut telah terinfeksi di dalam Israel, dan angkanya terus meningkat hingga 84% dalam tiga minggu pertama bulan Juli dan 91.5% pada akhir bulan Juli.


Sebagian besar pasien flu babi memiliki gejala yang sama, seperti hidung pilek, sakit kepala, batuk-batuk, otot sakit, dan napas tersengal-sengal. Gejala yang lain termasuk sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta diare. (SMcom)