Perang Rusia - Jepang Disebabkan Misteri Harta Karun Tsar?

ImageHarta karun yang hilang keluarga Kerajaan Tsar Rusia kemungkinan besar disembunyikan di Jepang. Hal ini berdasarkan penemuan baru dalam pencarian harta karun yang dilakukan para anggota parlemen dan sejarawan negara beruang merah tersebut.


Sejak berakhirnya Perang Dunia I, misteri dari emas Tsar tersebut terus saja menggelayut di benak banyak orang.


Menurut legenda, Laksamana Kolchak adalah penjaga terakhir dari harta Tsar. Sebagai komandan terkemuka dari pasukan anti Bolshevik, Kolchak diberi kepercayaan untuk menjaga cadangan emas Tsar.


Laksamana Rusia tersebut diyakini telah membawa logam berharga itu ke luar negeri dan mendanai pasukannya dengan sebagian emas tersebut. Namun, ketika Laksamana Kolchak ditangkap dan dibunuh, maka rahasia lokasi penyimpanan tumpukan emas tersebut turut dibawanya ke liang kubur.


Hampir satu abad kemudian, orang-orang yang masih antusias dengan kisah tersebut, termasuk para pejabat pemerintahan, masih melakukan upaya untuk mencari harta karun yang hilang.


Teka teki emas Tsar telah mampu membelah masyarakat Rusia menjadi dua. Nilai emas yang hilang tersebut diperkirakan mencapai $80 miliar.


Sejumlah ahli sejarah meyakini bahwa emas tersebut tidak mungkin begitu saja menghilang tanpa jejak. Namun sebagian lainnya mengklaim bahwa ada dokumen yang berhubungan dengan pembiayaan yang dilakukan dengan mempergunakan emas tersebut, jadi uang yang diburu oleh para politisi, dan diharapkan akan ditemukan di luar negeri, sejatinya tidak ada.


Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet tidak pernah secara resmi menandatangani kesepakatan damai dengan Jepang, utamanya karena perselisihan wilayah di kepulauan Kuril, namun ada spekulasi yang merebak bahwa legenda emas Kolchak tersebut mungkin menjadi salah satu penyebabnya.


Para perwakilan Duma mengatakan bahwa mereka telah menemukan dokumen yang membuktikan bahwa Jepang kemungkinan memiliki harta karun legendaris dalam jumlah besar, dan sebuah kesepakatan menyeluruh harus menuntaskan isu teritorial dan juga pengembalian emas yang hilang.


Mengacu pada dekumen resmi tahun 1946, Igor Dyakov, seorang penulis dan Deputi Negara Bagian Duma, menekankan pentingnya emas Tsar tersebut dan menyebutnya sebagai sebuah fakta yang tidak terbantahkan.


"Sebuah laporan untuk Menteri Keuangan, Zverev, telah dipersiapkan. Laporan itu membahas mengenai status emas Rusia yang dibawa ke luar negeri pada tahun 1919 oleh para prajurit Kolchak."


"Saya tidak bisa membahas dan mengungkapkan mengenai sumber internal yang mempelajari masalah tersebut dan melakukan negosiasi dengan Jepang. Tidak diragukan lagi bahwa emas tersebut memang ada. Ini adalah sebuah fakta," katanya.


Sementara kubu yang meragukan kebenaran harta karun tersebut juga meyakini bahwa catatan menyeluruh mengenai emas tersebut memang ada, namun isi catatan tersebut berbeda.


"Para pemimpin imigrasi Rusia amant teliti dalam menuliskan laporan mengenai setiap bentuk pengeluaran. Jadi ada catatan tertulis untuk segalanya. Dan tidak ada pihak manapun yang berhutang kepada bangsa kita," kata Vladimir Buldakov, seorang sejarawan.


Isu emas Rusia yang hilang tersebut kembali mengemuka tahun ini. Pada bulan April lalu, hal tersebut dibahas dalam pertemuan pertama dari Dewan Jepang - Rusia.


Setelah pertemuan tertutup tersebut, Georgy Boos, seorang wakil juru bicara Duma, mengindikasikan bahwa Rusia bisa mendesak Jepang untuk mengembalikan harta karun tersebut.


Sementara Jepang menganggap pernyataan tersebut sebagai sebuah pertanda pemerasan, misalnya, Rusia akan mengklaim emasnya kembali jika Jepang tetap saja bersikeras dalam isu kepulauan Kuril. Pendapat pemerintah Jepang dalam hal tersebut tetap tegas: Jepang tidak menyimpan barang berharga Rusia yang harus dikembalikan ke negara beruang merah tersebut. (SMcom)