Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-4, Selesai) -
g. Niat ikhlas menjadi kunci pahala dari suatu amalوَعَنÙ' أَبÙÙŠ Ù‡ÙØ±ÙŽÙŠÙ'رَةَ قَالَ قَالَ رَسÙول٠اللَÙ'ه٠صَلَÙ'Ù‰ اللَÙ'ه٠عَلَيÙ'ه٠وَسَلَÙ'Ù…ÙŽ صَلَاة٠الرَÙ'جÙÙ„Ù ÙÙÙŠ جَمَاعَة٠تَزÙيد٠عَلَى صَلَاتÙÙ‡Ù ÙÙÙŠ بَيÙ'تÙه٠وَصَلَاتÙÙ‡Ù ÙÙÙŠ سÙوقÙÙ‡Ù Ø¨ÙØ¶Ù'عًا ÙˆÙŽØ¹ÙØ´Ù'رÙينَ دَرَجَةً وَذَلÙÙƒÙŽ Ø£ÙŽÙ†ÙŽÙ' Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙŽÙ‡ÙÙ…Ù' Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ تَوَضَÙ'Ø£ÙŽ ÙÙŽØ£ÙŽØÙ'سَنَ الÙ'ÙˆÙØ¶Ùوءَ Ø«ÙÙ…ÙŽÙ' أَتَى الÙ'مَسÙ'Ø¬ÙØ¯ÙŽ Ù„ÙŽØ§ ÙŠÙŽÙ†Ù'هَزÙه٠إÙÙ„ÙŽÙ'ا الصَÙ'لَاة٠لَا ÙŠÙØ±Ùيد٠إÙÙ„ÙŽÙ'ا الصَÙ'لَاةَ ÙÙŽÙ„ÙŽÙ…Ù' ÙŠÙŽØ®Ù'ط٠خَطÙ'وَةً Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ'ا رÙÙÙØ¹ÙŽ Ù„ÙŽÙ‡Ù Ø¨Ùهَا دَرَجَةٌ ÙˆÙŽØÙØ·ÙŽÙ' عَنÙ'ه٠بÙهَا خَطÙيئَةٌ ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ يَدÙ'Ø®ÙÙ„ÙŽ الÙ'مَسÙ'Ø¬ÙØ¯ÙŽ ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ دَخَلَ الÙ'مَسÙ'Ø¬ÙØ¯ÙŽ ÙƒÙŽØ§Ù†ÙŽ ÙÙÙŠ الصَÙ'لَاة٠مَا كَانَتÙ' الصَÙ'لَاة٠هÙÙŠÙŽ تَØÙ'Ø¨ÙØ³Ùه٠وَالÙ'مَلَائÙÙƒÙŽØ©Ù ÙŠÙØµÙŽÙ„ÙÙ'ونَ عَلَى Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙƒÙÙ…Ù' مَا دَامَ ÙÙÙŠ مَجÙ'Ù„ÙØ³Ùه٠الَÙ'ذÙÙŠ صَلَÙ'Ù‰ ÙÙيه٠يَقÙولÙونَ اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' ارÙ'ØÙŽÙ…Ù'ه٠اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' اغÙ'ÙÙØ±Ù' لَه٠اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' ØªÙØ¨Ù' عَلَيÙ'ه٠مَا Ù„ÙŽÙ…Ù' ÙŠÙØ¤Ù'ذ٠ÙÙيه٠مَا Ù„ÙŽÙ…Ù' ÙŠÙØÙ'Ø¯ÙØ«Ù' متÙÙ‚ عليه
Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang laki-laki yang melakukan shalat berjamaah (di masjid) lebih baik dua puluh derajat dibandingkan dengan shalat yang dilakukannya di pasar atau di rumah. Sebab, jika seseorang melakukan wudhu dengan baik, kemudian mendatangi masjid hanya untuk shalat, maka derajatnya akan ditinggikan satu tingkatan, dan keburukannya diampuni setiap kali ia melangkahkan kakinya hingga ia masuk masjid. Bila ia telah masuk masjid, ia diberi pahala sebagaimana orang yang melakukan shalat (sekalipun dia hanya duduk), selama ia menanti shalat (berjamaah). Para malaikat pun mendoakan seseorang, selama ia di tempat shalatnya (ia belum meninggalkan masjid). Para malaikat itu berdoa, ‘Ya Allah, berikan rahmat kepadanya. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah terimalah tobatnya.’ (Doa tersebut dibaca oleh para malaikat), selama ia tidak menyakiti (orang) dan tidak berhadats.†(Muttafaq ‘alaih)Pelajaran dari Hadits:
- Makruh melakukan shalat di tengah pasar karena sangat ramai sehingga sangat besar kemungkinannya tidak khusyu’.
- Shalat berjamaah di masjid lebih tinggi pahalanya 25, 26, atau 27 derajat daripada shalat sendirian.
- Ikhlas tetap menjadi kunci pahala dari suatu amal.
- Shalat adalah ibadah paling utama karena para malaikat berdoa untuk orang yang sedang shalat.
- Di antara tugas malaikat adalah berdoa untuk orang-orang beriman. Allah berfirman, “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya. Mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampun untuk orang-orang yang beriman…†(QS. Al-Mukmin: 7)
وعن أبي العباس عبد الله بن عباس بن عبد المطلب رضي الله عنهما عن رسول صَلَÙ'Ù‰ اللَÙ'ه٠عَلَيÙ'ه٠وَسَلَÙ'Ù…ÙŽ ÙÙيمَا يَرÙ'ÙˆÙÙŠ عَنÙ' رَبÙÙ'ه٠عَزَÙ' وَجَلَÙ' قَالَ قَالَ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ' اللَÙ'Ù‡ÙŽ كَتَبَ الÙ'ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ§ØªÙ وَالسَÙ'ÙŠÙÙ'ئَات٠ثÙÙ…ÙŽÙ' بَيَÙ'Ù†ÙŽ ذَلÙÙƒÙŽ ÙÙŽÙ…ÙŽÙ†Ù' Ù‡ÙŽÙ…ÙŽÙ' Ø¨ÙØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù ÙÙŽÙ„ÙŽÙ…Ù' يَعÙ'Ù…ÙŽÙ„Ù'هَا كَتَبَهَا اللَÙ'ه٠لَه٠عÙÙ†Ù'دَه٠ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ كَامÙلَةً ÙÙŽØ¥ÙÙ†Ù' Ù‡ÙÙˆÙŽ Ù‡ÙŽÙ…ÙŽÙ' بÙهَا ÙَعَمÙلَهَا كَتَبَهَا اللَÙ'ه٠لَه٠عÙÙ†Ù'دَه٠عَشÙ'رَ ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ§ØªÙ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ سَبÙ'Ø¹Ù Ù…ÙØ§Ø¦ÙŽØ©Ù Ø¶ÙØ¹Ù'Ù٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ أَضÙ'عَاÙÙ ÙƒÙŽØ«Ùيرَة٠وَمَنÙ' Ù‡ÙŽÙ…ÙŽÙ' Ø¨ÙØ³ÙŽÙŠÙÙ'ئَة٠ÙÙŽÙ„ÙŽÙ…Ù' يَعÙ'Ù…ÙŽÙ„Ù'هَا كَتَبَهَا اللَÙ'ه٠لَه٠عÙÙ†Ù'دَه٠ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ كَامÙلَةً ÙÙŽØ¥ÙÙ†Ù' Ù‡ÙÙˆÙŽ Ù‡ÙŽÙ…ÙŽÙ' بÙهَا ÙَعَمÙلَهَا كَتَبَهَا اللَÙ'ه٠لَه٠سَيÙÙ'ئَةً وَاØÙدَةً متÙÙ‚ عليه
Abul Abbas, Abdillah bin Abbas bin Abdul Muththalib RA berkata bahwa Rasulullah SAW meriwayatkan dari Tuhannya SWT, “Sesungguhnya, Allah mencatat[1] kebaikan dan keburukan.†Kemudian Allah menjelaskan, “Barangsiapa yang bermaksud mengerjakan kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, maka Allah yang Mahasuci dan Mahatinggi mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh di sisi-Nya. Jika ia bermaksud untuk melakukan kebaikan lalu dilakukannya, Allah mencatat baginya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat, bahkan berlipat-lipat. Namun, jika ia bermaksud untuk melakukan kejelekan, lalu tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh di sisi-Nya.[2] Jika ia bermaksud untuk mengerjakan keburukan lalu dikerjakan, Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.†(Muttafaq ‘alaih)Pelajaran dari Hadits:
- Orang yang berniat melakukan kebaikan, ia diberi pahala satu kebaikan karena tekad melakukan kebaikan adalah awal kebaikan, dan awal kebaikan adalah kebaikan.
- Orang yang berniat melakukan keburukan, lalu menjauhi keburukan tersebut karena takut kepada Allah, ia diberi pahala satu kebaikan karena niat buruk yang urung dilakukan adalah suatu kebaikan. Allah berfirman, “…Sesungguhnya, perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk…†(QS. Huud: 114)
وعن أبي عبد الرØÙ…Ù† عَبÙ'د٠اللَÙ'ه٠بÙ'Ù†ÙŽ عÙمَرَ رَضÙÙŠÙŽ اللَÙ'ه٠عَنÙ'Ù‡Ùمَا قَالَ Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹Ù'ت٠رَسÙولَ اللَÙ'ه٠صَلَÙ'Ù‰ اللَÙ'ه٠عَلَيÙ'ه٠وَسَلَÙ'Ù…ÙŽ ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠انÙ'Ø·ÙŽÙ„ÙŽÙ‚ÙŽ ثَلَاثَة٠رَهÙ'Ø·Ù Ù…ÙÙ…ÙŽÙ'Ù†Ù' كَانَ قَبÙ'Ù„ÙŽÙƒÙÙ…Ù' ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ Ø£ÙŽÙˆÙŽÙˆÙ'ا الÙ'مَبÙيتَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ غَار٠ÙَدَخَلÙوه٠ÙَانÙ'ØÙŽØ¯ÙŽØ±ÙŽØªÙ' صَخÙ'رَةٌ Ù…ÙÙ†Ù' الÙ'جَبَل٠ÙَسَدَÙ'تÙ' عَلَيÙ'Ù‡ÙÙ…Ù' الÙ'غَارَ ÙَقَالÙوا Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ'ه٠لَا ÙŠÙÙ†Ù'جÙيكÙÙ…Ù' Ù…ÙÙ†Ù' هَذÙه٠الصَÙ'Ø®Ù'رَة٠إÙÙ„ÙŽÙ'ا Ø£ÙŽÙ†Ù' تَدÙ'عÙوا اللَÙ'Ù‡ÙŽ Ø¨ÙØµÙŽØ§Ù„ÙØÙ Ø£ÙŽØ¹Ù'مَالÙÙƒÙÙ…Ù' Ùَقَالَ رَجÙÙ„ÙŒ Ù…ÙÙ†Ù'Ù‡ÙÙ…Ù' اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' كَانَ Ù„ÙÙŠ أَبَوَان٠شَيÙ'خَان٠كَبÙيرَان٠وَكÙÙ†Ù'ت٠لَا أَغÙ'بÙق٠قَبÙ'Ù„ÙŽÙ‡Ùمَا Ø£ÙŽÙ‡Ù'لًا وَلَا مَالًا ÙÙŽÙ†ÙŽØ£ÙŽÙ‰ بÙÙŠ ÙÙÙŠ طَلَب٠شَيÙ'ء٠يَوÙ'مًا ÙÙŽÙ„ÙŽÙ…Ù' Ø£ÙØ±ÙØÙ' عَلَيÙ'Ù‡Ùمَا ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ نَامَا ÙÙŽØÙŽÙ„َبÙ'ت٠لَهÙمَا غَبÙوقَهÙمَا ÙَوَجَدÙ'تÙÙ‡Ùمَا نَائÙÙ…ÙŽÙŠÙ'ن٠وَكَرÙÙ‡Ù'ت٠أَنÙ' أَغÙ'بÙÙ‚ÙŽ قَبÙ'Ù„ÙŽÙ‡Ùمَا Ø£ÙŽÙ‡Ù'لًا Ø£ÙŽÙˆÙ' مَالًا ÙÙŽÙ„ÙŽØ¨ÙØ«Ù'ت٠وَالÙ'قَدَØÙ عَلَى يَدَيَÙ' Ø£ÙŽÙ†Ù'ØªÙŽØ¸ÙØ±Ù اسÙ'تÙيقَاظَهÙمَا ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ بَرَقَ الÙ'ÙَجÙ'ر٠ÙَاسÙ'تَيÙ'قَظَا ÙÙŽØ´ÙŽØ±ÙØ¨ÙŽØ§ غَبÙوقَهÙمَا اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' Ø¥ÙÙ†Ù' ÙƒÙÙ†Ù'ت٠ÙَعَلÙ'ت٠ذَلÙÙƒÙŽ ابÙ'ØªÙØºÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù'Ù‡ÙÙƒÙŽ ÙÙŽÙَرÙÙ'جÙ' عَنَÙ'ا مَا Ù†ÙŽØÙ'Ù†Ù ÙÙيه٠مÙÙ†Ù' هَذÙه٠الصَÙ'Ø®Ù'رَة٠ÙَانÙ'ÙَرَجَتÙ' Ø´ÙŽÙŠÙ'ئًا لَا يَسÙ'تَطÙيعÙونَ الÙ'Ø®ÙØ±Ùوجَ قَالَ النَÙ'بÙÙŠÙÙ' صَلَÙ'Ù‰ اللَÙ'ه٠عَلَيÙ'ه٠وَسَلَÙ'Ù…ÙŽ وَقَالَ الÙ'آخَر٠اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' كَانَتÙ' Ù„ÙÙŠ بÙÙ†Ù'ت٠عَمÙÙ' كَانَتÙ' Ø£ÙŽØÙŽØ¨ÙŽÙ' النَÙ'اس٠إÙÙ„ÙŽÙŠÙŽÙ' ÙَأَرَدÙ'تÙهَا عَنÙ' Ù†ÙŽÙÙ'سÙهَا ÙَامÙ'تَنَعَتÙ' Ù…ÙÙ†ÙÙ'ÙŠ ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ Ø£ÙŽÙ„ÙŽÙ…ÙŽÙ'تÙ' بÙهَا سَنَةٌ Ù…ÙÙ†Ù' السÙÙ'Ù†Ùينَ ÙَجَاءَتÙ'Ù†ÙÙŠ ÙَأَعÙ'Ø·ÙŽÙŠÙ'تÙهَا Ø¹ÙØ´Ù'رÙينَ ÙˆÙŽÙ…ÙØ§Ø¦ÙŽØ©ÙŽ Ø¯Ùينَار٠عَلَى Ø£ÙŽÙ†Ù' ØªÙØ®ÙŽÙ„ÙÙ'ÙŠÙŽ بَيÙ'Ù†ÙÙŠ وَبَيÙ'Ù†ÙŽ Ù†ÙŽÙÙ'سÙهَا ÙÙŽÙَعَلَتÙ' ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ قَدَرÙ'ت٠عَلَيÙ'هَا قَالَتÙ' لَا Ø£ÙØÙÙ„ÙÙ' Ù„ÙŽÙƒÙŽ Ø£ÙŽÙ†Ù' تَÙÙØ¶ÙŽÙ' الÙ'خَاتَمَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ'ا Ø¨ÙØÙŽÙ‚ÙÙ'Ù‡Ù ÙَتَØÙŽØ±ÙŽÙ'جÙ'ت٠مÙÙ†Ù' الÙ'ÙˆÙÙ‚Ùوع٠عَلَيÙ'هَا ÙَانÙ'صَرَÙÙ'ت٠عَنÙ'هَا ÙˆÙŽÙ‡ÙÙŠÙŽ Ø£ÙŽØÙŽØ¨ÙÙ' النَÙ'اس٠إÙÙ„ÙŽÙŠÙŽÙ' وَتَرَكÙ'ت٠الذَÙ'هَبَ الَÙ'ذÙÙŠ أَعÙ'Ø·ÙŽÙŠÙ'تÙهَا اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' Ø¥ÙÙ†Ù' ÙƒÙÙ†Ù'ت٠ÙَعَلÙ'ت٠ابÙ'ØªÙØºÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù'Ù‡ÙÙƒÙŽ ÙَاÙÙ'Ø±ÙØ¬Ù' عَنَÙ'ا مَا Ù†ÙŽØÙ'Ù†Ù ÙÙيه٠ÙَانÙ'ÙَرَجَتÙ' الصَÙ'Ø®Ù'رَة٠غَيÙ'رَ Ø£ÙŽÙ†ÙŽÙ'Ù‡ÙÙ…Ù' لَا يَسÙ'تَطÙيعÙونَ الÙ'Ø®ÙØ±Ùوجَ Ù…ÙÙ†Ù'هَا قَالَ النَÙ'بÙÙŠÙÙ' صَلَÙ'Ù‰ اللَÙ'ه٠عَلَيÙ'ه٠وَسَلَÙ'Ù…ÙŽ وَقَالَ الثَÙ'Ø§Ù„ÙØ«Ù اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' Ø¥ÙÙ†ÙÙ'ÙŠ اسÙ'تَأÙ'جَرÙ'ØªÙ Ø£ÙØ¬ÙŽØ±ÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙَأَعÙ'Ø·ÙŽÙŠÙ'تÙÙ‡ÙÙ…Ù' أَجÙ'رَهÙÙ…Ù' غَيÙ'رَ رَجÙل٠وَاØÙد٠تَرَكَ الَÙ'ذÙÙŠ لَه٠وَذَهَبَ ÙَثَمَÙ'رÙ'ت٠أَجÙ'رَه٠ØÙŽØªÙŽÙ'Ù‰ ÙƒÙŽØ«ÙØ±ÙŽØªÙ' Ù…ÙÙ†Ù'ه٠الÙ'Ø£ÙŽÙ…Ù'وَال٠ÙَجَاءَنÙÙŠ بَعÙ'دَ ØÙين٠Ùَقَالَ يَا عَبÙ'دَ اللَÙ'ه٠أَدÙÙ' Ø¥ÙÙ„ÙŽÙŠÙŽÙ' أَجÙ'رÙÙŠ ÙÙŽÙ‚ÙÙ„Ù'ت٠لَه٠كÙÙ„ÙÙ' مَا تَرَى Ù…ÙÙ†Ù' أَجÙ'رÙÙƒÙŽ Ù…ÙÙ†Ù' الÙ'Ø¥ÙØ¨Ùل٠وَالÙ'بَقَر٠وَالÙ'غَنَم٠وَالرَÙ'Ù‚Ùيق٠Ùَقَالَ يَا عَبÙ'دَ اللَÙ'ه٠لَا تَسÙ'تَهÙ'Ø²ÙØ¦Ù بÙÙŠ ÙÙŽÙ‚ÙÙ„Ù'ت٠إÙÙ†ÙÙ'ÙŠ لَا أَسÙ'تَهÙ'Ø²ÙØ¦Ù بÙÙƒÙŽ Ùَأَخَذَه٠كÙÙ„ÙŽÙ'Ù‡Ù ÙَاسÙ'تَاقَه٠ÙÙŽÙ„ÙŽÙ…Ù' يَتÙ'رÙÙƒÙ' Ù…ÙÙ†Ù'Ù‡Ù Ø´ÙŽÙŠÙ'ئًا اللَÙ'Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ' ÙÙŽØ¥ÙÙ†Ù' ÙƒÙÙ†Ù'ت٠ÙَعَلÙ'ت٠ذَلÙÙƒÙŽ ابÙ'ØªÙØºÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù'Ù‡ÙÙƒÙŽ ÙَاÙÙ'Ø±ÙØ¬Ù' عَنَÙ'ا مَا Ù†ÙŽØÙ'Ù†Ù ÙÙيه٠ÙَانÙ'ÙَرَجَتÙ' الصَÙ'Ø®Ù'رَة٠ÙَخَرَجÙوا ÙŠÙŽÙ…Ù'Ø´Ùونَ متÙÙ‚ عليه
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiga orang dari kaum sebelum kalian berjalan-jalan hingga mereka bermalam di sebuah gua. (Tiba-tiba), sebuah batu besar jatuh dari gunung, dan menutup pintu gua. Mereka berkata, “Tidak akan ada yang mampu menyelamatkan kita dari batu besar ini, kecuali jika kita berdoa kepada Allah dengan amal baik kita.â€Orang pertama berkata, “Ya Allah, aku memiliki dua orang tua yang sudah lanjut usia. Aku tidak pernah mendahulukan keluarga atau budak untuk minum susu (di sore hari) sebelum mereka berdua. Pada suatu hari, aku terlalu jauh mencari pepohonan (kayu bakar) hingga aku tidak pulang kecuali keduanya sudah tidur. Lalu, aku memerah susu untuk mereka, tapi mereka sudah tidur.
Aku tidak ingin membangunkan mereka, tapi aku juga tidak ingin memberikan susu itu kepada keluargaku (anak dan istri) atau budak. Gelas itu tetap di tanganku menanti kedua orang tuaku bangun hingga fajar terbit. Padahal, anak-anak menjerit kelaparan di kakiku. Keduanya (ayah dan ibu) bangun lalu meminum air susu itu. Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka singkirkanlah batu ini.†Batu itu pun bergeser, namun mereka belum bisa keluar.
Laki-laki yang lain berkata, “Ya Allah, sesungguhnya, aku mempunyai sepupu wanita yang sangat aku cintai.†Di dalam riwayat lain disebutkan, “Aku sangat mencintainya, sebagaimana seorang laki-laki mencintai seorang wanita. Aku menginginkan dirinya (ingin menggaulinya), namun dia selalu menolak. Ketika ia ditimpa paceklik, ia datang meminta bantuan kepadaku. Aku memberinya 120 dinar dengan syarat dia mau menyerahkan dirinya untukku. Dia pun setuju. Ketika aku sudah menguasainya…†Di dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika aku bersiap untuk menggaulinya, ia berkata, ‘Bertaqwalah kepada Allah dan jangan kamu pecahkan tutup kecuali dengan cara yang sah.’[3] Maka aku meninggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai. Emas (dinar) yang kuberikan kepadanya tidak aku ambil lagi. Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari cobaan ini.†Batu itu pun bergeser, namun mereka belum juga bisa keluar.
Laki-laki ketiga berkata, “Ya Allah, aku mempunyai sejumlah buruh. Aku berikan gaji mereka, kecuali satu orang. Ia pergi (begitu saja) dan tidak mengambil gajinya. Lalu, aku kembangkan gajinya itu, hingga menjadi banyak. Beberapa tahun kemudian, ia datang kepadaku seraya berkata, ‘Tuan, berikan gajiku (yang dulu).’ Aku berkata, ‘Semua yang kamu lihat: unta, sapi, kambing, dan budak, adalah gajimu.’
‘Tuan, Anda jangan menghinaku.’
‘Aku tidak menghinamu.’
Lalu ia mengambil seluruhnya. Ia menggiring seluruh ternak itu dan tidak meninggalkan satu pun.
Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka berikan kepada kami jalan keluar dari cobaan ini.†Batu itu pun bergeser. Dan mereka bertiga bisa keluar.’†(Muttafaq ‘alaih)
Pelajaran dari Hadits:
- Anjuran untuk berdoa di waktu susah dan senang, dengan menggunakan amal shalih sebagai perantara.
- Berbuat baik kepada kedua orang tua, dan mendahulukan mereka daripada anak dan istri adalah perilaku yang sangat baik.
- Anjuran untuk menjauhi perkara yang dilarang, terutama ketika mampu menjauhinya untuk mendapatkan ridha Allah.
- Memenuhi janji, bisa memegang amanah, dan tidak mempersulit urusan dalam bisnis adalah perilaku yang sangat baik.
- Doa yang didasari keikhlasan dan kesungguhan serta menjadikan amal shalih sebagai pengantar, pasti terkabul.
- Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat amal shalih.