Tips Jitu Seni Berkelit Demi Profesionalisme Karir Anda

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDvVBhieixmdknboTA0l3Srm43xdvkfqjOQkqNftLQGHg18wt4zPzG3uYpY8eGGqgOVZ8ODpeHmdSIjXG-eD3htrm_lnuV62pCwtxYGIxJEHo6wn4yjMMKfLP59Spbr03o2ng6mSw4ddg/s1600/juara+tinju%252C+tehnik+bertinju%252C+gaya+bertinju%252C+tutorial+tinju%252C+dvd+tinju%252C+boxing+champion.jpg

Istilah ‘seni berkelit’ adalah tindakan yang dilakukan untuk menutupi kekurangan yang Anda miliki sehingga tampak sebagai sebuah kelebihan Anda. Beberapa orang kadang menyebutnya sebagai ‘bohong putih’ atau berbohong demi suatu kebaikan. Seni berkelit di kantor kadang memang Anda butuhkan untuk menjaga semuanya tetap menjadi baik. Bukankah keterbukaan adalah bagian dari profesionalisme kerja? Betul. Keterbukaan memang penting. Namun bukan berarti Anda bebas untuk pamer ekspresi secara jujur di kantor. Salah-salah profesionalisme Anda akan dipertanyakan oleh atasan. Apa yang terjadi jika suatu hari Anda dapat masalah di kantor? Anda akan lebih profesional jika Anda paham sampai di mana batas keterbukaan itu. Misalnya, bagaimana jika Anda menghadapi problem-problem remeh yang pelik? Misalnya Bos memergoki Anda terlambat. Apa yang Anda perbuat? Berkata, “Maaf Pak, saya terlambat.” Jelas tak bermanfaat, karena Anda jelas sudah terlambat. Atau berujar, “Maaf, jalan macet.” Juga tak ada gunanya. Apalagi jujur mengaku kalau Anda terlambat karena clubbing sampai menjelang subuh. No-no-no! Kejujuran semacam ini bisa menjadi bumerang bagi karir Anda. Lantas bagaimana Anda harus bersikap di tempat kerja? Berikut ini adalah tips jitu seni berkelit demi profesionalisme kerja, yang tidak bisa Anda termukan di teori karir manapun juga!
1. Situasi #1: Serangan Tak Terduga. Hari itu Anda dipanggil atasan ke ruangannya. Baru saja duduk, bos langsung mengajak berdiskusi soal tugas yang Anda kerjakan. Malangnya Anda tak paham proyek mana yangbos maksudkan. Di sini, Anda benar-benar blank! Salah Langkah: Bertanya pada atasan, “Maaf, saya tidak mengerti proyek mana yang bapak maksud”. Ini akan membuat atasan terpaksa, me-rewind alur benaknya untuk menjelaskan pada Anda dari awal lagi. Hasilnya bisa ditebak: Bos kehilangan letupan semangat sekaligus ketertarikan pada pekerjaan Anda. Salah-salah Anda dianggap bukan sparring partner yang tepat baginya.Dan lupakan menjadi orang kepercayaan si Bos. Seni Berkelit: Biarkan bos bicara panjang lebar. Jika saat Anda masuk ruangannya bos langsung melontarkan pertanyaan. “Jadi, bagaimana pendapat Anda?”, lempar saja kembali pertanyaan itu, “Menurut Bapak sendiri?” Pastinya setelah itu atasan Anda akan segera menuturkan pendapatnya yang pada akhirnya membuat Anda paham proyek mana yang ia maksud. Jika Anda masih ragu (maklum serangan mendadak biasanya bisa mengguncang rasa Pede Anda!), usahakan opini yang terlontar dari bibir Anda tidak terlalu spektakuler alias berlebihan. Selain itu, pastikan mimik muka Andaterlihat yakin dengan pernyataan Anda. “Pertahankan kontak mata, perlihatkan ekspresi ‘saya tahu maksud Anda’. Bos pun tak akan menyangka kalau Anda tak tahu apa-apa, “ kata Cornelia Topf, seorang ahli bahasa tubuh.
2. Situasi #2: Anda Datang Terlambat (Untuk Kesekian Kalinya). Jam waker Anda membisu di pagi itu, sehingga Anda terlelap hingga pukul sembilan pagi. Saat terbangun, Anda masih santai. Namun, di perjalanan Anda baru sadar kalau sebenarnya hari itu ada internal meeting penting di kantor. Sampai di kantor, rapat telah usai. Tapi bukan berarti masalah Anda selesai. Bos mendatangi kubikel Anda dan bertanya, “Ke mana saja tadi?” Sudah pasti Anda akan panik setengah mati! Salah Langkah: Memasang raut muka kombinasi antara manja dan bersahabat (dengan kata lain: sok asik!) dan mengaku menghadiri pesta seru bersama sahabat lama? Beralasan terkena macet? Sahabat, sepertinya alasan itu lebih baik dibuang jauh-jauh dari kamus Anda. Bukankan padatnya lalu lintas telah jadi bagian hidup kita semua? Seni Berkelit: Coba karang sebuah cerita yang menyentuh hati atasan. Tidak perlu terlalu sedih. Yang berkesan heroik pun boleh. Misalnya, Anda berkata bahwa di perjalanan Anda membantu seseorang yang mengalami kecelakaan ringan (terserempet motor misalnya) ke rumah sakit. Atau Anda kehilangan kunci rumah, sehingga harus mencarinya berjam-jam. Padahal saat itu tidak ada orang di rumah. Selain hal ini akan menutupi alasan yang sebenarnya, Anda akan memberikan kesan sebagai seseorang yang bertanggung jawab. Selanjutnya ada baiknya Anda tak mengulangi keteledoran seperti ini untuk beberapa waktu lamanya. Sebab jika cerita mengaharukan ini sering muncul dari mulut Anda, lama-lama bos akan curiga pada Anda.
3. Situasi #3: Lembur vs Kencan. Esok pagi, bos akan rapat dengan relasi, dan ia akan berpresentasi bermodalkan file-file kerja yang Anda kerjakan. Karena relasi yang dihadapi penting, bos sepertinya tidak perduli karyawannya bakal tidak pulang sekalipun. Padahal, malam itu Anda akan dinner dengan kekasih Anda, dalam rangka merayakan anniversary! Salah Langkah: Mau minta tolong rekan lain menyelesaikan tugas Anda dan pergi diam-diam? Hapus segera dari pikiran Anda. Selain Anda akan dicap sebagai seorang yang bertanggung jawab oleh atas, Anda juga akan dicap buruk oleh rekan-rekan Anda. Seni Berkelit: Pulanglah di waktu yang telah Anda rencanakan, dan pastikan saat meninggalkan kantor Anda terlihat membawa tumpukan pekerjaan. Rekan-rekan pasti berpikir Anda akan menyelesaikan di rumah Anda. Jika bos memergoki, bilang padanya kalau Anda sulit berkonsentrasi di kantor dan memilih bekerja di rumah saja. Dengan sendirinya bos akan memberi toleransi pada Anda. Di perjalanan menuju temapt kencan, cicil sedikit pekerjaan Anda. Bacalah materi pekerjaan atau matangkan pekerjaan dlam pikiran.Telepon rekan kerja Anda untuk sedikit brainstorming kalau perlu. Usai kencan, segera pulang dan selesaikan pekerjaan. Sempurnakan dengan datang lebih awal ke kantor dan diskusikan hasil kerja Anda dengan tim. Tak ada masalah bukan?
4. Situasi #4: Putus Cinta. Hubungan Anda dan kekasih berakhir. Segalanya tak akan terasa sama lagi. Setiap hal mengingatkan Anda pada mantan. Mungkin Anda jadi tak sanggup pergi ke kantor, karena selam ini mantanlah yang mengantar jempu Anda. Tapi bukan berarti semua orang di kantor harus ikut berduka bersama Anda! Salah Langkah: Mencuri waktu untuk kabur dan menyendiri di cafe sambil mengenang kisah cinta telah lalu tak ada gunanya. Apalagi sampai berhenti kerja. Semua konultan karier akan menyarankan hal yang sama: pisahkan urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Seni Berkelit: Gunkaan kesedihan Anda sebagai senjata untuk maju. Tanamkan dalam diri, Anda pasti bisa tetap hidup senang, meski tanpa seorang kekasih. Mintalah tugas tambahan pada atasan, fokuskan pikiran secara penuh pada pekerjaan, lalu sibukkan diri Anda. Dijamin Anda tidak akan punya waktu sedikitpun untuk bernostalgia tentang masa-masa pacaran dulu. Atau singkirkan semua hal yang berhubungan dengan sang mantan di kubikel Anda. Tetapkan juga target kerja lebih dini dari yang diberikan atasan supaya Anda akan semakin terpacu untuk bekerja dan tak sempat melamun. Percayalah, kerajinan Anda akan membuahkan hasil yang menyenangkan. Promosi, mungkin ? Atau naik gaji? Siapa tahu!

http://tipsanda.com/2011/02/04/tips-jitu-seni-berkelit-demi-profesionalisme-karir-anda/

Related Posts :