Fakta Menarik Dibalik Serangan Teror di Paris

Aksi terorisme di Paris Prancis menyisakan beragam tanda tanya. Spekulasi berhembus mengenai apa maksud , tujuan dan latar belakang penyerangan terorisme di 7 lokasi berbeda di Paris tersebut. Meski ISIS sudah membuat pernyataan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa penembakan dan bom bunuh diri di Paris yang menewaskan lebih dari 150 orang tesebut, namun tentu saja itu tidak cukup untuk mengetahui beberapa fakta terorisme di prancis tersebut.

serangan teror di Paris


Pelaku Meledakkan diri Setelah Menembaki Penonton Konser

Setidaknya tiga orang diketahui menyerbu Gedung Bataclan yang sedang menggelar konser. Pelaku juga memberondong kerumunan 1.000 penonton selama nyaris 15 menit. Di lokasi ini, jatuh korban tewas paling banyak.

Seperti diketahui, Gedung Bataclan jaraknya sangat dekat dengan Kantor Redaksi Charlie Hebdo yang Januari lalu diserang kelompok militan. Usai memberondong, ketiganya pun mengaktifkan bom bunuh diri.

Pengakuan pilu penonton konser di Paris saat diserbu teroris

Pierre Janaszak (35) adalah penyiar TV yang sedang berada di Gedung Bataclan. Dia ingat betul bagaimana kondisi hiruk pikuk ketika terdengar tembakan pertama kali.

"Mereka menembaki siapapun, tidak berhenti. Seingat saya tembakan terus terjadi selama 10 menit," kata Pierre.

"Jasad bergelimpangan di mana-mana, darah di mana-mana," kata lelaki yang bersama dua orang lain bersembunyi di toilet ini selama kejadian sambil menangis.

Saksi lain, kepada AFP, mengatakan salah satu pelaku meneriakkan motif mereka sembari menembak para korban. Pelaku berbicara dalam bahasa Prancis.

"Ini semua salah (Presiden) Hollande, dia seharusnya tidak ikut terlibat di Suriah. Ini untuk Suriah," kata saksi itu menirukan ucapan pelaku.

Pelaku Merupakan Orang Profesional

Mark Colclough, saksi mata tragedi serangan beruntun di Ibu Kota Paris, Prancis, Jumat (13/11) malam masih ingat betul sosok salah satu pelaku. Teroris itu memakai pakaian serba hitam, menutup wajah, bersenjata lengkap, memakai baju rompi mirip SWAT, serta celana kargo hitam, lalu masuk bar di seberang jalan tempatnya nongkrong. Seperti dilansir the Guardian, Sabtu (14/11), pelaku sangat profesional dalam menembak. Pelaku bertangan kidal, menembak tepat di kepala setiap korbannya tanpa menyia-nyiakan peluru.

"Tiga atau empat kali tembakan dan semuanya fatal," kata Mark.

"Bayangkan sosoknya seperti tentara profesional. Memakai baju serba hitam, begitu pula sepatunya, dan menenteng senapan mesin," imbuh warga negara Inggris ini.

ISIS otak dibalik serangan terorisme di Paris

Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) resmi mengaku bertanggungjawab atas serangan teror di Ibu Kota Paris, Prancis, yang menewaskan 120 orang. Jumlah korban tewas sebelumnya disebut mencapai 158, telah direvisi oleh otoritas keamanan Prancis.

Keterangan tertulis ISIS disebar ke media massa Prancis, Sabtu (14/11). Dalam surat berbahasa Prancis itu, militan khilafah menyatakan Prancis sejak beberapa bulan ini sudah menjadi "target utama operasi."

ISIS menjelaskan serangan ke Paris dilancarkan militan kiriman mereka, sebagai balasan atas kebijakan Negeri Anggur mengirim jet menghancurkan markas mereka di Suriah.