Clinton Dan Arab Sepakat, Kewajiban Mempersenjatai Suriah

Image634689541388750000Pertemuan para Menlu di Istanbul dihadiri antara lain oleh Menlu AS Hillary Clinton yang secara getol ingin segera menikmati kue kekuasaan di Suriah dengan memperkuat dan menggalang dukungan dari komunitas internasional melawan Presiden Assad, dengan jalan meminta kepada internasional mempersenjatai pemberontak.

Istanbul menjadi lokasi konferensi namun tak banyak ada harapan akan hasilnya. Menteri luar negeri dari lebih 70 negara Barat dan Arab dijadwalkan bertemu dan berembug di Istanbul untuk mencari cara memperkuat tekanan terhadap rezim di Suriah serta memberi dukungan pada kubu oposisi. BBC melaporkan, Minggu, 01/04/12.

Sebelum pertemuan yang diberi judul "Sahabat Suriah" itu digelar, kubu oposisi di negara bergolak itu mengatakan seruannya dan mendesak AS dan Liga Arab mempersenjatai pemberontak selain bantuan finansial.

Menurut mereka, Presiden Bashar al-Assad yang menyatakan menerima rencana damai usulan Liga Arab dan PBB hanya sekedar trik untuk mengulur waktu.

Pertemuan para Menlu di Istanbul dihadiri antara lain oleh Menlu AS Hillary Clinton yang secara getol ingin segera menikmati kue kekuasaan di Suriah dengan memperkuat dan menggalang dukungan dari komunitas internasional melawan Presiden Assad, dengan jalan meminta kepada internasional mempersenjatai pemberontak.

Sebelum forum dimulai, untuk pertama kalinya kubu SNC menyerukan agar negara-negara tetangga mengizinkan wilayahnya dipakai sebagai jalur angkutan pasokan senjata dan logistik untuk kubu pemberontak Tentara Pembebasan Suriah.

Seruan ini didukung oleh sejumlah negara Arab, utamanya Arab Saudi dan Qatar, namun ditentang oleh sebagian besar negara yang hadir dalam forum Sahabat Suriah ini.

Dikhawatirkan usulan ini hanya akan membuat Suriah justru dibanjiri senjata dan menyebabkan pecahnya perang sektarian sipil dan banjir darah saudara seperti di Libya dan Irak.

Tema ini antara lain diajukan oleh Menlu Clinton saat bertemu sejawatnya dari Arab Saudi sebelum konferensi Istanbul dimulai.

Menlu Saudi Saud al-Faisal dalam pernyataan pers bersama menlu Clinton mengatakan mempersenjatai kubu pemberontak merupakan "kewajiban" karena kubu pemberontak "tak bisa mempertahankan dirinya sendiri tanpa senjata". BBC melaporkan.

Sebaliknya menurut juru bicara Kementrian Luar Negeri Suriah, Jihad al-Makdissi dalam sebuah siaran TV Suriah mengatakan "pertempuran untuk meruntuhkan negara sudah berakhir".

"Tujuan kami saat ini adalah memastikan stabilitas dan menciptakan sebuah sudut pandang demi berlangsungnya reformasi dan pembangunan di Suriah juga mencegah pihak-pihak lain menyabotase jalan menuju reformasi," katanya.