Inilah Hukum Menjalin Persahabatan dengan Non-Muslim -

Hukum Menjalin Persahabatan dengan Non-Muslim
Hubungan sosial di antaranya bersahabat, saling mengunjungi, menengok yang sakit, saling bertukar hadiah, dan menjalin hubungan pernikahan. Dan sesungguhnya interaksi antara seorang muslim dengan kaum muslimin sangat berbeda dengan interaksinya dengan selain kaum muslimin. Karena seorang muslim wajib mencintai dan membela saudara muslimnya dengan kecintaan hati, menghormati, dan memuliakan. Allah Taâala berfirman,
ÙÙØ§ÙÙ'Ù
ÙØ¤Ù'Ù
ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ'Ù
ÙØ¤Ù'Ù
ÙÙÙØ§ØªÙ Ø¨ÙØ¹Ù'ضÙÙÙÙ
Ù' Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙÙØ§Ø¡Ù Ø¨ÙØ¹Ù'ض٠ÙÙØ£Ù'Ù
ÙØ±ÙÙÙÙ Ø¨ÙØ§ÙÙ'Ù
ÙØ¹Ù'رÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ'ÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙ٠اÙÙ'Ù
ÙÙÙ'ÙÙØ±Ù ÙÙÙÙÙÙÙÙ
ÙÙÙÙ Ø§ÙØµÙ'ÙÙØ§Ø©Ù ÙÙÙÙØ¤Ù'تÙÙÙÙ Ø§ÙØ²Ù'ÙÙÙØ§Ø©Ù ÙÙÙÙØ·ÙÙØ¹ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØ±ÙسÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙÙØ¦ÙÙ٠سÙÙÙØ±Ù'ØÙÙ
ÙÙÙÙ
٠اÙÙÙ'ÙÙ٠إÙÙÙ'٠اÙÙÙ'ÙÙÙ Ø¹ÙØ²ÙÙØ²Ù ØÙÙÙÙÙ
Ù
âDan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.â (QS. Al-Taubah: 71)
Terhadap saudaranya se-Islam dari kalangan kaum muslimin, maka seorang muslim memiliki kewajiban yang harus ditunaikannya. Sedangkan kepada selain orang Islam dia wajib berbaraâ (berlepas diri) darinya dan tidak boleh ada sedikitpun kecintaan hati kepadanya. Allah Taâala berfirman,
ÙÙØ§ Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙØ§ اÙÙ'ÙØ°ÙÙÙ٠آÙÙ
ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ§ ØªÙØªÙ'ÙØ®ÙذÙÙØ§ Ø¹ÙØ¯ÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØ¹ÙدÙÙÙ'ÙÙÙÙ
Ù' Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙÙØ§Ø¡Ù تÙÙÙ'ÙÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' Ø¨ÙØ§ÙÙ'Ù
ÙÙÙØ¯Ù'ÙØ©Ù ÙÙÙÙØ¯Ù' ÙÙÙÙØ±ÙÙØ§ بÙÙ
ÙØ§ Ø¬ÙØ§Ø¡ÙÙÙÙ
Ù' Ù
ÙÙ٠اÙÙ'ØÙÙÙ'Ù ÙÙØ®Ù'Ø±ÙØ¬ÙÙÙÙ Ø§ÙØ±Ù'ÙØ³ÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ'ÙØ§ÙÙÙ
Ù' Ø£ÙÙÙ' ØªÙØ¤Ù'Ù
ÙÙÙÙØ§ Ø¨ÙØ§ÙÙÙ'ÙÙÙ Ø±ÙØ¨Ù'ÙÙÙÙ
Ù' Ø¥ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'تÙÙ
Ù' Ø®ÙØ±ÙجÙ'تÙÙ
Ù' جÙÙÙØ§Ø¯Ùا ÙÙÙ Ø³ÙØ¨ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø¨Ù'ØªÙØºÙاء٠Ù
ÙØ±Ù'Ø¶ÙØ§ØªÙÙ ØªÙØ³ÙرÙ'ÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' Ø¨ÙØ§ÙÙ'Ù
ÙÙÙØ¯Ù'ÙØ©Ù ÙÙØ£ÙÙÙØ§ Ø£ÙØ¹Ù'ÙÙÙ
٠بÙÙ
ÙØ§ Ø£ÙØ®Ù'ÙÙÙÙ'تÙÙ
Ù' ÙÙÙ
ÙØ§ Ø£ÙØ¹Ù'ÙÙÙÙ'تÙÙ
Ù' ÙÙÙ
ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'عÙÙÙ'ÙÙ Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙØ¯Ù' ضÙÙÙ'٠سÙÙÙØ§Ø¡Ù Ø§ÙØ³Ù'ÙØ¨ÙÙÙÙ
âHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.â (QS. Al-Mumtahanah: 1)
ÙÙØ¯Ù' ÙÙØ§ÙÙØªÙ' ÙÙÙÙÙ
Ù' Ø£ÙØ³Ù'ÙÙØ©Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙ Ø¥ÙØ¨Ù'Ø±ÙØ§ÙÙÙÙ
Ù ÙÙØ§ÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ Ù
ÙØ¹ÙÙÙ Ø¥ÙØ°Ù' ÙÙØ§ÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙÙ'Ù
ÙÙÙÙ
Ù' Ø¥ÙÙÙ'ÙØ§ Ø¨ÙØ±ÙØ¢ÙØ¡Ù Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ
ÙÙ
Ù'ÙØ§ ØªÙØ¹Ù'Ø¨ÙØ¯ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' دÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙØ±Ù'ÙÙØ§ بÙÙÙÙ
Ù' ÙÙØ¨ÙØ¯ÙØ§ بÙÙÙ'ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¨ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙ
٠اÙÙ'Ø¹ÙØ¯ÙاÙÙØ©Ù ÙÙØ§ÙÙ'Ø¨ÙØºÙ'Ø¶ÙØ§Ø¡Ù Ø£ÙØ¨ÙØ¯ÙØ§ ØÙتÙ'ÙÙ ØªÙØ¤Ù'Ù
ÙÙÙÙØ§ Ø¨ÙØ§ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØÙ'دÙÙÙ
âSesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.â (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Tetapi semua ini tidaklah menghalangi seorang muslim untuk bermuâamalah bersamanya dengan cara yang baik, supaya dia tertarik kepada Islam yang tentunya harus sesuai dengan kriteria-kriteria yang syarâi. Allah Taâala berfirman,
ÙÙØ§ ÙÙÙÙ'ÙÙØ§ÙÙÙ
٠اÙÙÙ'ÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙØ§ØªÙÙÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ Ø§ÙØ¯Ù'ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙØ®Ù'Ø±ÙØ¬ÙÙÙÙÙ
Ù' Ù
ÙÙÙ' دÙÙÙØ§Ø±ÙÙÙÙ
Ù' Ø£ÙÙÙ' ØªÙØ¨ÙرÙ'ÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙØªÙÙÙ'Ø³ÙØ·ÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' Ø¥ÙÙÙ'٠اÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØÙØ¨Ù'٠اÙÙ'Ù
ÙÙÙ'Ø³ÙØ·ÙÙÙÙ
âAllah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.â (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Seorang muslim wajib bersungguh-sungguh untuk mendakwahi non-muslim agar masuk Islam dengan menggunakan seluruh sarana-sarana syarâi yang dimilikinya. Harapannya, dia mendapatkan manfaat darinya dan menerima seruan dakwahnya. Allah Taâala berfirman,
ادÙ'ع٠إÙÙÙÙ Ø³ÙØ¨ÙÙÙÙ Ø±ÙØ¨Ù'ÙÙÙ Ø¨ÙØ§ÙÙ'ØÙÙÙ'Ù
ÙØ©Ù ÙÙØ§ÙÙ'Ù
ÙÙÙ'Ø¹ÙØ¸Ùة٠اÙÙ'ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙØ¬ÙادÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' Ø¨ÙØ§ÙÙ'ÙØªÙÙ ÙÙÙÙ Ø£ÙØÙ'سÙÙ٠إÙÙÙ'Ù Ø±ÙØ¨Ù'ÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø£ÙØ¹Ù'ÙÙÙ
٠بÙÙ
ÙÙÙ' ضÙÙÙ'٠عÙÙÙ' Ø³ÙØ¨ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ø£ÙØ¹Ù'ÙÙÙ
Ù Ø¨ÙØ§ÙÙ'Ù
ÙÙÙ'ØªÙØ¯ÙÙÙÙÙ
âSerulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.â (QS. Al-Nahl: 125)
ÙÙÙ
ÙÙÙ' Ø£ÙØÙ'سÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙØ§ Ù
ÙÙ
Ù'ÙÙÙ' Ø¯ÙØ¹Ùا Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙ
ÙÙÙ ØµÙØ§ÙÙØÙØ§ ÙÙÙÙØ§Ù٠إÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù
ÙÙ٠اÙÙ'Ù
ÙØ³Ù'ÙÙÙ
ÙÙÙÙ
âSiapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?â.â (QS. Fushshilat: 33)
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
Ù
ÙÙÙ' Ø¯ÙØ¹Ùا Ø¥ÙÙÙÙ ÙÙØ¯ÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' اÙÙ'Ø£ÙØ¬Ù'ر٠Ù
ÙØ«Ù'ÙÙ Ø£ÙØ¬ÙÙØ±Ù Ù
ÙÙÙ' ØªÙØ¨ÙعÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙÙÙ'ÙÙØµÙ ذÙÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' Ø£ÙØ¬ÙÙØ±ÙÙÙÙ
Ù' Ø´ÙÙÙ'Ø¦ÙØ§ ÙÙÙ
ÙÙÙ' Ø¯ÙØ¹Ùا Ø¥ÙÙÙ٠ضÙÙÙØ§ÙÙØ©Ù ÙÙØ§Ù٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ù
ÙÙÙ' اÙÙ'Ø¥ÙØ«Ù'Ù
Ù Ù
ÙØ«Ù'ÙÙ Ø¢Ø«ÙØ§Ù
Ù Ù
ÙÙÙ' ØªÙØ¨ÙعÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙÙÙ'ÙÙØµÙ ذÙÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' Ø¢Ø«ÙØ§Ù
ÙÙÙÙ
Ù' Ø´ÙÙÙ'Ø¦ÙØ§
âBarangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang itu tidak akan mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia akan mendapat dosa seperti dosa-dosanya orang-orang yang mengikutinya, yang hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun." (HR. Muslim no. 2674)
Satu hal juga yang perlu diingat, tidak apa-apa seorang muslim berbuat baik kepada orang-orang non muslim asalkan sesuai dengan batasan-batasan syarâi. Terlebih lagi kalau mereka itu telah berbuat baik kepada kita. Allah Taâala berfirman,
ÙÙÙÙ' Ø¬ÙØ²ÙØ§Ø¡Ù Ø§ÙØ¥ÙØÙ'Ø³ÙØ§Ù٠إÙÙØ§ Ø§ÙØ¥ÙØÙ'Ø³ÙØ§ÙÙ
âTidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).â (QS. Al-Rahman: 60)
Dari sini, apabila berkunjungnya kepada orang muslim, Nashrani ataupun yang lainnya untuk kepentingan dakwah illallah, mengajarkan kebenaran, dan mengarahkannya kepada kebaikan; bukan sebatas untuk kepentingan duniawi dan menggampangkan syariat Allah, maka semua itu bernilai positif. Terlebih kalau yang dikunjungi adalah saudaranya seakidah, menasihatinya agar menjauhi maksiat atau apabila mengunjungi tetangganya yang muslimah dan menasihatinya agar tidak bersolek dan membuka aurat serta tidak meremehkan maksiat yang telah Allah haramkan, maka ini sebuah kebaikan. Atau mengunjungi tetangganya yang beragama Nashrani atau yang beragama lainnya seperti Budha dan lainnya untuk menasihatinya, mengajarkan dan mengajaknya kepada Islam, maka ini adalah perkara yang mulia dan termasuk bagian dari sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, âDien ini adalah nasihat, Dien ini adalah nasihat, Dien ini adalah nasihat.â Jika dia menerima dakwah, maka Alhamdulillah. Dan jika tetap menolaknya, maka berkunjung yang tidak mendatangkan manfaat tersebut harus mulai ditinggalkan.
Sementara berkunjung untuk kepentingan dunia, bermain atau ngobrol-ngobrol yang tidak berguna, makan atau yang semisalnya, maka berkunjung seperti ini kepada orang-orang Nashrani atau lainnya tidak diperbolekan. Karena hal itu bisa menyebabkannya terjerumus kepada kerusakan agama dan akhlaknya. Sesungguhnya orang-orang kafir senantiasa memusuhi dan membenci kita, karenanya tidak boleh menjadikan mereka sebagai kawan akrab dan sahabat karib. Tetapi jika berkunjung itu untuk dakwah kepada Allah dan mengajaknya kepada kebenaran serta memperingatkannya dari keburukan, maka ini perkara yang dianjurkan, sebagaimana ulasan di atas. Allah Taâala berfirman,
ÙÙØ¯Ù' ÙÙØ§ÙÙØªÙ' ÙÙÙÙÙ
Ù' Ø£ÙØ³Ù'ÙÙØ©Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙ Ø¥ÙØ¨Ù'Ø±ÙØ§ÙÙÙÙ
Ù ÙÙØ§ÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ Ù
ÙØ¹ÙÙÙ Ø¥ÙØ°Ù' ÙÙØ§ÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙÙ'Ù
ÙÙÙÙ
Ù' Ø¥ÙÙÙ'ÙØ§ Ø¨ÙØ±ÙØ¢ÙØ¡Ù Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ
ÙÙ
Ù'ÙØ§ ØªÙØ¹Ù'Ø¨ÙØ¯ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' دÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙØ±Ù'ÙÙØ§ بÙÙÙÙ
Ù' ÙÙØ¨ÙØ¯ÙØ§ بÙÙÙ'ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¨ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙ
٠اÙÙ'Ø¹ÙØ¯ÙاÙÙØ©Ù ÙÙØ§ÙÙ'Ø¨ÙØºÙ'Ø¶ÙØ§Ø¡Ù Ø£ÙØ¨ÙØ¯ÙØ§ ØÙتÙ'ÙÙ ØªÙØ¤Ù'Ù
ÙÙÙÙØ§ Ø¨ÙØ§ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØÙ'دÙÙÙ
âSesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.â (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Maraji': Kitab Majmuâ Fatawa dan Maqalaat Mutanawiiâah milik Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baazz rahimahullaah: 4/378. [voa-islam.com]