Demonstrasi Di Arab Saudi Makin Meluas

Kondisi di wilayah timur Arab Saudi dalam beberapa hari terakhir semakin kritis. Berbagai kota di timur Arab Saudi khususnya Qatif dan Awamiyah menjadi ajang demonstrasi dan protes warga menentang kezaliman dan kesewenang-wenangan para penguasa. Para demonstran mengecam politik brutal rezim al-Saud seraya menuntut pembebasan para tahanan politik dan pemberantasan diskriminasi di negara itu.

Sejak awal tahun 2012, puluhan demonstran dan aktivis sipil dan politik Arab Saudi dijebloskan ke penjara. Sementara sejumlah sumber pemberitaan memperkirakan terdapat 30.000 tahanan politik di Arab Saudi. Selain protes warga terhadap politik tangan besi rezim al-Saud di jalan-jalan di wilayah timur negara ini, penentangan dan ketidakpuasan dari kalangan mahasiswa Saudi juga semakin nyata.

Rezim al-Saud yang khawatir aksi demo tersebut akan meluas ke seluruh kawasan, semakin meningkatkan represi terhadap para demonstran. Aparat semakin brutal menindak segala bentuk konsentrasi dan protes yang berlangsung secara damai. Dalam insiden terbaru, pasukan Arab Saudi menyerang "kawasan-kawasan rawan protes" di wilayah timur dan menembaki rumah-rumah warga di Qatif dan Awamiyah.

Arab Saudi adalah negara kaya minyak. Akan tetapi kekayaan dan pendapatan dari sektor tersebut tidak didistribusikan secara merata kepada rakyat negara ini. Kaum Syiah yang merupakan 15 hingga 20 persen dari total populasi di negara ini, tidak menikmati hak yang setara dibandingkan warga lainnya.

Cukup pelik masalah dan kendala yang dihadapi warga Syiah Arab Saudi. Selain tidak memiliki kebebasan sipil dan dilarang beraktivitas di kancah politik, ternyata masih ada kendala yang mereka hadapi. Misalnya, meski pemerintah tidak menetapkan ketentuan resmi dalam hal ini, akan tetapi tidak ada penguasaha atau pegawai pemerintah yang berani memperkerjakan seorang Syiah. Warga Syiah Saudi tidak akan dapat bekerja di instansi pemeritahan. Yang lebih parah lagi, mayoritas warga Syiah Saudi bermukim di wilayah timur negara ini, yang merupakan wilayah paling kaya sumber minyak. Akan tetapi mereka hidup "pas-pasan", jika tidak dapat dibilang miskin. Faktor-faktor itu yang akhirnya memicu protes dan demonstrasi warga.

Sebenarnya ketidakpuasan atas kinerja dan politik diskriminatif pemerintah Saudi, khususnya dalam distribusi kekayaan negara yang hanya dibagi-bagikan di antara para pangeran dan keluarga raja, bukan dari warga Syiah di timur negara ini, melainkan dipendam oleh semua warga Saudi. Sebab itu pula, kini rezim al-Saud meningkatkan represinya karena khawatir aksi protes akan menjalar dan berubah menjadi gerakan nasional.

Gugurnya seorang aktivis Arab Saudi beberapa hari lalu, semakin meningkatkan kemarahan warga. Perluasan protes di Arab Saudi itu berarti bahwa kini warga tidak lagi takut dengan ancaman serta brutalitas rezim al-Saud dan ini merupakan lonceng tanda bahaya bagi para penguasa Riyadh. (IRIB Indonesia/MZ/RA)