Chomsky: Washington dan Tel Aviv itu Penjahat besar

Tokoh analis sosial politik terkenal Amerika Serikat, Noam Chomsky mengatakan bahwa dunia tidak menerima penggambaran AS terhadap Iran sebagai ancaman bagi perdamaian global. Menurutnya, dunia justru memandang Washington dan Tel Aviv sebagai kejahatan yang lebih besar.

"Ada sedikit diskusi kredibel tentang ancaman Iran, meskipun kita punya jawaban otoritatif, yang diberikan oleh militer dan intelijen AS. Presentasi mereka kepada Kongres telah memperjelas bahwa Iran bukan sebuah ancaman militer," tulis Chomsky dalam artikel terbarunya berjudul "Apa sebenarnya niat Iran?"

Chomsky menambahkan, mayoritas warga Amerika bahkan mengakui hak Iran untuk program energi nuklirnya sebelum pejabat Washington dan media meluncurkan serangan propaganda besar-besaran terhadap Republik Islam selama dua tahun terakhir.

"Negara-negara kuat saat ini seperti Rusia, Cina, India, dan 120 negara anggota Gerakan Non-Blok (NAM) juga menentang kebijakan AS terhadap Iran," jelasnya.

"Banyak komentar Barat bertujuan untuk membuat para diktator Arab mendukung posisi AS terhadap Iran, sementara mereka mengabaikan fakta bahwa sebagian besar warga Arab menentang sikap itu, sebuah sikap yang sangat jelas dan tidak membutuhkan penjelasan," tegas Chomsky.

Sebaliknya, Chomsky mengatakan, warga Eropa menganggap Israel sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian dunia. Sementara dunia Arab menilai Israel dan AS sebagai ancaman utama.

Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program energi nuklirnya dan menggunakan dalih ini untuk menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Republik Islam serta menyerukan serangan militer terhadap Tehran.

Iran berulang kali membantah tuduhan Barat, dengan alasan bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), berhak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir bertujuan damai. (/RM/RA)