Agenda terselubung dibalik Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM dituding sebagai ´agenda terselubung´ untuk mengegolkan program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) bagi kepentingan partai politik (parpol) tertentu. Tujuannya, mengulangi kesuksesan proyek BLT 2008, sehingga kenaikan BBM per 1 April menjadi keharusan.

Tudingan tersebut dilontarkan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, karena program BLSM hanya menguntungkan parpol tertentu.

"Ada agenda terselubung, yakni proyek Bantuan Langsung Sementara (BLSM) untuk kepentingan partai politik tertentu yang ingin mengulangi kesuksesan proyek BLT 2008, maka kenaikan BBM merupakan keharusan," kata Bambang kepada gresnews.com, Jakarta, Kamis malam (29/3).

Ia mengatakan, BLSM hanya menguntungkan partai tertentu.

"Secara politik kenaikan harga BBM untuk proyek BLSM bagi anggota partai koalisi lainnya tidak ada untungnya sama sekali. Bahkan, sebaliknya," ujar anggota Komisi III DPR RI itu.

Menyadari agenda terselubung tersebut, Partai Golkar menyadari dan tak ingin tertipu dengan partai yang keukeuh menaikan harga BBM.

Ditolak kader Golkar
Partai Golkar, kata dia, menolak untuk mendukung kenaikan BBM karena mayoritas anggota FPG dan kader PG seluruh Indonesia tidak setuju kenaikan BBM.

"Karena itu diyakini akan menyengsarakan rakyat. Tidak sedikit yang mengkhawatirkan juga slogan ´suara Golkar suara rakyat´ menjadi tidak bermakna dan upaya merebut hati rakyat melalui berbagai program dan kerja keras turun ke bawah akan sia-sia," ungkap Bambang.

Bahkan menurutnya, usulan pemerintah atas kebijakan kenaikan BBM sangat dipaksakan, mengingat kalau hanya sekedar menutup kekurangan subsidi BBM, dari sisa anggaran 2010 yang tidak terpakai Rp51 triliun, pemotongan/penghematan belanja K/L 2011 sebesar Rp18,8 trikun, pengurangan cost recovery, tambahan pajak.

"Masih mencukupi tanpa menaikan harga BBM. Kalau mendukung kenaikan BBM, partai-partai itu pasti akan ditinggalkan konstituensi," sebut Bambang.

Sumber: Gresnews.com