WikiLeaks: PM Swedia adalah mata-mata AS

pm swediaSitus whistleblower internasional WikiLeaks menyatakan niatannya untuk mempublikasikan dokumen rahasia berisi dugaan kepada Menteri Luar Negeri Swedia saat ini, sebagai mata-mata Amerika Serikat.

Menurut surat kabar Swedia Expressen, pihaknya telah melihat dokumen tersebut bahwa Menteri Luar Negeri Swedia,  terbukti telah beroperasi sebagai informan bagi AS sejak pertengahan 1970-an.

Data ini diduga berasal dari kabel diplomatik rahasia yang dikirim dari kedutaan AS di Stockholm kepada Departemen Luar Negeri AS. Informasi ini berkemungkinan besar akan menyebabkan krisis politik besar di Swedia dan mengakhiri karir Carl Bildt, politisi populer yang menjabat sebagai Perdana Menteri Swedia antara 1991 dan 1994.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Rabu (22/02/2012), Expressen mengutip sumber anonim WikiLeaks yang mengklaim Bildt "bekerja sama dengan pemerintah AS dengan cara melakukan pelanggaran hukum secara langsung di Swedia".

Menurut dokumen itu, Bildt awalnya direkrut intelijen AS berdasarkan masukan ahli strategi politisi Partai Republik AS, Karl Rove. Ia dikenal pula sebagai teman lama yang terikat secara personal bagi para politisi Swedia.

Expressen memutuskan mempublikasikan kabel diplomatik yang bocor sebagai sebuah  peringatan terhadap pemerintah Swedia, yang dikatakan mempertimbangkan akan mengekstradisi pendiri WikiLeaks Julian Assange ke AS.

Anggota dan pendukung WikiLeaks khawatir bahwa Washington akan menggunakan Assange sebagai saksi dalam persidangan Bradley Manning. Ia merupakan tentara di Angkatan Darat AS yang ditahan otoritas AS pada 2010 karena dicurigai membocorkan ratusan ribu dokumen rahasia milik diplomat AS ke WkiLeaks.

Ini sekaligus pula menambah keyakinan banyak pihak bahwa Presiden AS Barack Obama berniat untuk menjerat Assange atas tuduhan melakukan kegiatan spionase terhadap AS. Tuduhan ini bisa membawa Bos WikiLeaks pada kemungkinan dilakukannya hukuman mati.

Surat kabar Swedia, mengutip dari juru bicara WikiLeaks Kristinn Hrafnsson, ia menolak untuk mengomentari rincian dokumen yang bocor. Tapi Hrafnsson berjanji akan segera merilis bocoran dokumen itu.